Beberapa kasus meninggalnya seseorang di Indonesia ketika / setelah berolahraga pada malam hari, menyebabkan adanya asumsi pada benak masyarakat luas bahwa olahraga di malam hari bisa menyebabkan paru-paru basah.
Namun apakah benar begitu faktanya? Karena basis dari klaim tersebut adalah asumsi, pada artikel ini kita akan membahas dampak baik dan buruk dari berolahraga di malam hari. Apakah paru-paru basah termasuk salah satunya? Mari kita bahas.
Apa itu Paru-Paru Basah?
Entah darimana istilah paru-paru basah ini muncul di Indonesia. Namun yang disebut paru-paru basah ini sebenarnya adalah penyakit yang bernama Pneumonia. Namun apakah Pneumonia menyebabkan paru-paru penderita menjadi basah?
Pneumonia merupakan salah satu jenis Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang mana ditemukan meradangnya kantung udara dalam paru-paru (alveoli) [1].
Pneumonia sering disebut paru-paru basah oleh masyarakat. Hal ini ternyata berhubungan erat dengan kondisi paru-paru penderita Pneumonia, dimana penyakit ini membuat kantung udara dalam organ tersebut dipenuhi oleh cairan atau nanah.
Penyebab Paru-Paru Basah Atau Pneumonia
Untuk melihat apa penyebab paru-paru basah, kita dapat merujuk kepada apa saja faktor yang menyebabkan Pneumonia. Pneumonia terjadi ketika kuman masuk ke dalam paru-paru Anda dan menyebabkan infeksi.
Reaksi sistem kekebalan untuk membersihkan infeksi menyebabkan peradangan pada kantong udara paru-paru (alveoli). Peradangan ini akhirnya dapat membuat kantong udara terisi dengan nanah dan cairan, menyebabkan gejala pneumonia.
Mikro-organisme penyebab infeksi dapat menyebabkan Pneumonia, diantaranya yaitu bakteri, virus, dan jamur. Baik pneumonia virus maupun bakteri bersifat menular. Ini berarti keduanya dapat menyebar dari orang ke orang melalui inhalasi tetesan udara yang terkontaminasi dari bersin atau batuk [1].
Ini berarti olahraga malam tidak menyebabkan paru-paru basah atau Pneumonia. Karena penyebabnya bukan olahraga yang dilakukan pada malam hari, melainkan mikroorganisme yang berbahaya untuk tubuh. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hal ini adalah sebuah mitos.
Dampak Negatif Olahraga Malam
Walaupun paru-paru basah akibat olahraga malam dianggap hoax namun ternyata olahraga malam juga memiliki risiko tersendiri apabila dibandingkan dengan berolahraga di siang hari. Berikut adalah beberapa risiko olahraga malam hari:
1. Olahraga Malam Mungkin Dapat Menganggu Pola Tidur
Olahraga intens pada malam hari dapat mengganggu tidur. Hal ini disebabkan karena olahraga yang intens di malam hari dapat menunda dimulainya sekresi melatonin nokturnal. Yang mana melatonin merupakan hormon yang sangat berpengaruh pada siklus tidur manusia [2].
Pada studi lain juga ditemukan bahwa olahraga malam menyebabkan gangguan tidur yang cukup parah terhadap beberapa peserta yang mengikuti uji coba penelitian [3].
Gangguan pada tidur ini juga didukung dengan studi lain yang dilakukan di Arab Saudi [4] yang menganjurkan agar olahraga dimasukkan kepada kegiatan sehari-hari, namun menemukan bahwa gangguan tidur terjadi pada orang-orang yang menjadwalkan olahraga di malam hari.
Studi tersebut menganjurkan agar olahraga tidak dilakukan menjelang 4 jam sebelum waktu tidur, untuk menjaga pola tidur yang lebih baik dan sehat. Karena olahraga intens dengan jarak 3 jam sebelum tidur bisa mengganggu pola tidur normal.
Walaupun terdapat beberapa studi yang menyatakan bahwa olahraga malam tidak berpengaruh terhadap pola tidur, namun hal ini masih diperdebatkan oleh banyak studi yang memberikan hasil yang berbeda.
2. Meningkatkan Kemungkinan Penyakit Kardiovaskular & Risiko Mortalitas Lain
Pada sebuah studi, selain ditemukan bahwa olahraga malam dapat mengganggu tidur [2], ternyata juga disimpulkan bahwa hal tersebut berhubungan dengan meningkatnya kemungkinan kematian akibat penyakit kardiovaskular (CVD). Berikut beberapa alasan yang mungkin menjadi penyebabnya:
- Aktivitas fisik berlebih pada malam hari mengganggu ritme tidur, dan terbukti bahwa tidur yang buruk berhubungan dengan peningkatan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular dan akibat penyakit lainnya [5].
- Aktivitas fisik berlebih pada malam hari memengaruhi aktivitas kelenjar dan produksi hormon, dan tiroid adalah salah satu kelenjar yang paling terpengaruh [6]. Dimana kurangnya atau kelebihan hormon Tiroid dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular.
- Abnormalitas dalam konsentrasi hormon tiroid memiliki efek signifikan terhadap sistem kardiometabolik dan hemodinamik [7] dan dilaporkan terkait dengan peningkatan risiko kardiovaskular, khususnya risiko fibrilasi atrium [8, 9] yang juga dapat meningkatkan risiko kematian.
- Aktivitas fisik berlebih pada malam hari berpengaruh pada kontrol otonomi jantung [10], yang mungkin berdampak pada kelangsungan hidup jangka panjang.
Kesimpulan
Olahraga malam menjadi penyebab dari paru-paru basah atau Pneumonia adalah sebuah mitos yang cukup terkenal di kalangan masyarakat Indonesia. Walaupun bukan menjadi penyebab Pneumonia, namun olahraga malam memiliki risiko lain.
Risiko terkait dengan olahraga yang intens di malam hari, meliputi kemungkinan gangguan pola tidur dan meningkatnya risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular. Sehingga disarankan untuk berolahraga maksimal dengan jarak 4 jam sebelum Anda tidur. Kalau Anda suka olahraga, jangan lupa cek artikel kami tentang manfaat push up ya.