Chia Seed Lawan Kanker Paru
Kanker paru masih menjadi salah satu penyakit paling mematikan di dunia, dengan lebih dari 1,8 juta kematian pada tahun 2022. Pengobatan konvensional seperti kemoterapi memang efektif, namun sering menimbulkan efek samping berat.
Inilah yang mendorong ilmuwan mencari alternatif alami. Chia seed, yang berasal dari Meksiko dan Guatemala, dikenal sebagai sumber gizi padat dengan kandungan antioksidan, asam lemak omega-3, dan polifenol. Sehingga manfaat chia seed untuk manusia-pun cukup banyak.
Sebuah studi tahun 2024 yang diterbitkan di jurnal Pharmaceuticals menemukan bahwa chia seed (Salvia hispanica) memiliki potensi besar dalam melawan kanker paru. Penelitian yang dipimpin oleh Naglaa A. Ali ini menguji ekstrak chia seed pada sel kanker paru manusia (A549) dan tikus yang telah diinduksi kanker paru dengan bahan kimia NNK.
Hasil Uji Laboratorium (In Vitro)
Ekstrak chia seed berbasis 70% etanol dan petroleum eter menunjukkan efek anti-kanker kuat. Dalam 48 jam, konsentrasi rendah ekstrak ini sudah mampu membunuh setengah populasi sel kanker, setara dengan efektivitas obat kemoterapi doxorubicin—obat yang umum digunakan untuk menghambat pertumbuhan berbagai jenis kanker, termasuk kanker paru.
Hasil Uji pada Hewan (In Vivo)
Selama 20 minggu, tikus dengan kanker paru yang diberi ekstrak chia seed mengalami penurunan signifikan pada penanda kanker:
c-MYC (gen pemicu kanker) turun hingga 96%
MMP9 (gen penyebaran tumor) turun hingga 69%
VEGF (protein pembentuk pembuluh darah tumor) turun 22%
Selain itu, ekstrak chia seed meningkatkan apoptosis (kematian sel kanker terprogram) dan menurunkan peradangan melalui penurunan kadar IL-6 dan IL-1β—dua protein yang berperan sebagai sinyal peradangan dan diketahui memicu perkembangan kanker.
Cara Kerja Chia Seed Melawan Kanker
Chia seed melawan kanker paru melalui beberapa mekanisme sekaligus. Senyawa aktif di dalamnya mampu menghambat pertumbuhan tumor dengan menekan aktivitas gen pemicu kanker seperti c-MYC dan gen penyebaran tumor MMP9.
Selain itu, chia seed memutus suplai nutrisi ke sel kanker dengan menurunkan kadar VEGF, protein yang memicu pembentukan pembuluh darah baru untuk memberi makan tumor.
Tidak hanya itu, chia seed juga membantu mengurangi peradangan kronis yang menjadi pemicu perkembangan kanker dengan menekan dua protein peradangan utama, IL-6 dan IL-1β. Di sisi lain, kandungan antioksidannya meningkatkan produksi glutathione dan enzim terkait, yang berperan melindungi sel sehat dari kerusakan oksidatif akibat radikal bebas.
Senyawa Aktif yang Berperan & Aman Jangka Panjang
Analisis kimia mengidentifikasi lima senyawa utama pada chia seed—asam kafeat, asam vanilat, kaempferol-3-O-glukuronida, taksifolin, dan asam linolenat (67% dari minyak chia)—yang seluruhnya memiliki efek anti-tumor melalui mekanisme penghambatan pertumbuhan sel kanker, pengurangan peradangan, dan peningkatan kematian sel kanker.
Tidak ditemukan toksisitas pada hati maupun ginjal tikus setelah penggunaan jangka panjang, sehingga berpotensi menjadi terapi pendamping yang aman. Chia seed muncul sebagai senjata alami multi-target melawan kanker paru. Meski uji klinis pada manusia masih dibutuhkan, bukti awal menunjukkan potensi besar chia seed sebagai pendukung pengobatan kanker yang aman dan efektif.
Sumber: Ali, N. A., Elsayed, G. H., Mohamed, S. H., Abd Elkarim, A. S., Aly, M. S., Elgamal, A. M., Elsayed, W. M., & El-Newary, S. A. (2024). Chia seed (Salvia hispanica) attenuates chemically induced lung carcinomas in rats through suppression of proliferation and angiogenesis. Pharmaceuticals (Basel), 17(9), 1129.