Kasus Langka, Pria Sehat Hampir Meninggal karena Bakteri dari Anjing
Banyak orang menganggap jilatan anjing hanyalah sebuah tanda kasih sayang hewan. Tapi, sebuah laporan medis terbaru mengungkap bahaya tersembunyi yang jarang diketahui: bakteri Capnocytophaga canimorsus dalam air liur anjing dapat memicu infeksi mematikan, bahkan pada orang yang sehat.
Sebuah kasus terjadi pada seorang pria berusia 63 tahun yang sebelumnya sehat dan tidak memiliki riwayat penyakit serius, kasus ini terjadi di Northeast Georgia Medical Center in Gainesville, Georgia, USA. Awalnya pria ini hanya mengalami lemas, linglung, dan nyeri otot hebat.
Namun, kondisinya memburuk dengan cepat menjadi syok septik (kondisi darurat medis yang terjadi ketika infeksi parah menyebar ke seluruh tubuh dan memicu reaksi peradangan besar-besaran), gagal banyak organ, dan kelainan pembekuan darah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kerusakan ginjal akut, gagal hati, serta jumlah trombosit yang sangat rendah.

Petunjuk penting didapatkan dari luka pada tulang kering kanannya yang sempat dijilat anjing peliharaannya. Uji laboratorium lanjutan mengkonfirmasi bahwa penyebabnya adalah Capnocytophaga canimorsus, bakteri berbahaya dari liur anjing yang kebal terhadap banyak antibiotik. Bakteri ini umum ditemukan di mulut anjing dan kucing.
Seberapa Berbahayakah Bakteri Ini?
Bakteri ini punya lapisan pelindung yang membuatnya sulit dikenali dan dimatikan oleh sistem kekebalan tubuh. Ia bisa masuk ke darah hanya lewat luka kecil atau bagian tubuh lembab seperti hidung atau mulut yang terkena liur anjing.
Walaupun infeksinya sangat jarang—hanya sekitar 5 hingga 7 orang dari setiap 10 juta penduduk per tahun—tapi sangat mematikan, dengan risiko kematian 25–30% pada penderita yang terkena infeksi.
Biasanya infeksi ini menyerang orang dengan daya tahan tubuh yang lemah, seperti para penderita penyakit hati atau mereka yang sudah tidak punya limpa (karena diangkat atau sudah rusak).
Namun, penelitian menemukan 4 dari 10 kasus justru terjadi pada orang sehat, sehingga ini wajib menjadi perhatian orang Indonesia. Selain itu, perlu diketahui bahwa pria berusia di atas 50 tahun lebih berisiko untuk terjangkit.
Tantangan Pada Diagnosis dan Penanganan Cepat
Capnocytophaga canimorsus sulit dideteksi karena pertumbuhannya yang lambat pada laboratorium. Akibatnya, diagnosis jadi sering terlambat. Pada kasus ini, dokter langsung memberikan antibiotik spektrum luas (bisa menyerang banyak jenis bakteri sekaligus) seperti meropenem, ampisilin atau sulbaktam, bahkan sebelum hasil laboratoriumnya keluar.
Pasien dirawat di ICU, mendapat obat untuk menaikkan tekanan darah, dan menjalani cuci darah. Tindakan cepat ini berhasil menyelamatkan nyawanya. Namun, pria tersebut tetap harus menjalani hemodialisis secara rutin setelah pulang dari rumah sakit.
Pelajaran Penting
Kasus ini menjadi pengingat keras bahwa gigitan atau jilatan anjing pada luka terbuka bukan hal sepele. Luka harus segera dibersihkan dengan air mengalir dan sabun, lalu diperiksakan ke tenaga medis, apalagi jika disertai demam atau gejala infeksi. Penanganan cepat bisa menjadi penentu antara jadi sembuh atau terjadinya komplikasi fatal.
Baca juga artikel kami mengenai penelitian terbaru mengenai chia seed sebagai senjata natural melawan kanker paru.
Sumber: Stephens, M. A., Silin, N., Dakkak, T., Sathian, S., Ghosh, A. K., Singh, H., & Bongu, N. (2025). Capnocytophaga canimorsus from dog saliva exposure causing severe sepsis in a healthy adult: A case report. American Journal of Case Reports, 26, e946691.