Kebiasaan Tidur Buruk Bisa Tingkatkan Risiko 90+ Penyakit

orang indonesia punya kebiasaan tidur buruk
Daftar Isi Artikel

Tidur Tidak Teratur Lebih Berbahaya dari Kurang Tidur

Sebuah studi internasional yang melibatkan lebih dari 88,000 orang dewasa mengungkap fakta mengejutkan: kebiasaan tidur yang buruk—seperti jam tidur yang tidak konsisten atau ritme sirkadian (jam biologis tubuh) yang terganggu—berkaitan dengan risiko lebih tinggi untuk lebih dari 90 jenis penyakit. Penyakit ini termasuk sirosis hati, gangrene (kematian jaringan tubuh), gangguan peredaran darah, hingga masalah organ lainnya.

Penelitian ini menggunakan data tidur objektif selama rata-rata hampir tujuh tahun, bukan hanya laporan dari peserta. Hasilnya, Peneliti menemukan bahwa pada 92 penyakit, lebih dari 20% risikonya terkait dengan kebiasaan tidur yang buruk.

Misalnya, tidur larut malam secara teratur (setelah pukul 00:30) meningkatkan risiko sirosis hati hingga 2,57 kali lipat. Sementara itu, rendahnya kestabilan ritme harian meningkatkan risiko gangrene hingga 2,61 kali lipat.

Menariknya, penelitian ini membantah anggapan bahwa tidur lama (lebih dari 9 jam) berbahaya. Penelitian sebelumnya yang hanya mengandalkan laporan peserta sering menemukan kaitan antara tidur lama dengan penyakit seperti stroke dan penyakit jantung.

Namun, data objektif menunjukkan hal itu hanya benar pada satu jenis penyakit. Salah satu penyebab perbedaan ini adalah salah klasifikasi: hampir 22% dari orang yang disebut “tidur lama” sebenarnya hanya tidur kurang dari 6 jam, tapi menghabiskan banyak waktu di tempat tidur.

kebiasaan tidur buruk mengundang penyakit

Definisi Tidur Berkualitas Perlu Diperluas

Peneliti menekankan bahwa tidur berkualitas tidak hanya soal durasi, tapi juga keteraturan. Dengan kata lain, konsistensi jam tidur dan bangun memiliki pengaruh besar pada kesehatan.

Irama biologis yang stabil membantu tubuh menjaga fungsi organ, metabolisme, dan mengendalikan peradangan. Sebaliknya, ritme yang kacau dapat memicu respons peradangan yang menjadi pintu masuk berbagai penyakit kronis.

Profesor Shengfeng Wang, penulis senior studi ini, mengatakan sudah saatnya definisi “tidur yang baik” diperluas. Tidak cukup hanya tidur 7–9 jam, tetapi juga harus di jam yang relatif sama setiap hari.

Penelitian ini juga mengidentifikasi peradangan sebagai salah satu mekanisme biologis yang menghubungkan tidur tidak teratur dengan berbagai penyakit. Tim peneliti telah mengonfirmasi beberapa temuan di populasi Amerika Serikat dan berencana meneliti lebih lanjut apakah memperbaiki keteraturan tidur bisa menurunkan risiko penyakit kronis.

Pesan untuk Gaya Hidup Sehari-Hari

Hasil penelitian ini membawa pesan sederhana: menjaga keteraturan tidur bisa menjadi investasi kesehatan jangka panjang. Tidur di jam yang sama setiap malam, bangun di jam yang sama setiap pagi, dan menghindari begadang rutin bisa membantu menurunkan risiko berbagai penyakit serius.

Bukan hanya penyakit yang berhubungan langsung dengan otak atau jantung, tapi juga penyakit hati, gangguan pembuluh darah, bahkan gangrene. Bagi masyarakat modern yang sering sibuk atau bekerja dengan jadwal tidak teratur, temuan ini menjadi pengingat penting. Tidur cukup penting, tapi tidur teratur bisa jadi lebih penting lagi. Cek juga artikel kami lainnya tentang penemuan bahwa obat kanker dapat digunakan untuk alzheimer.

Sumber: Health Data Science. (2025, July 29). Your sleep schedule could be making you sick, says massive new study. ScienceDaily.

Bagikan Informasi Ini

About the Author